Agar efektif, para pemimpin perlu menyeimbangkan paradoks kepemimpinan ini. Misalnya, para pemimpin perlu meminta pertanggungjawaban orang lain tetapi pada saat yang sama mereka perlu menjaga hubungan baik. Jika mereka terlalu fokus pada memiliki hubungan tetapi tidak meminta pertanggungjawaban orang lain, mereka tidak akan memaksimalkan kinerja. Di sisi lain, jika mereka fokus pada meminta pertanggungjawaban orang lain tanpa membangun hubungan, mereka akan menurunkan motivasi orang lain dan menyebabkan pergantian karyawan.
Pemimpin sering menganggap kecenderungan kuat mereka sebagai kekuatan, padahal dalam banyak kasus kekuatan mereka sebenarnya adalah penghambat dalam kepemimpinan. Kurangnya kesadaran diri ini merupakan penghalang untuk mencapai paradoks kepemimpinan. Misalnya, kepercayaan diri bisa menjadi kekuatan besar tetapi jika tidak seimbang dengan mempertimbangkan ide-ide lain, kepercayaan diri menjadi dogmatisme yang menghambat inovasi dan menyebabkan pergantian karyawan. Sebaliknya, para pemimpin yang menerima ide-ide yang berbeda tanpa memiliki kepercayaan pada pandangan mereka sendiri akan menyebabkan ketidakjelasan yang mengarah pada kebingungan di antara tim.
Penilaian Kepemimpinan Paradoksal memberikan wawasan penting yang dibutuhkan para pemimpin untuk memahami perilaku menyeimbangkan dan merangkul tantangan menjaga keseimbangan penting tersebut.